Kumpulan puisi_ Lodocia Pandang

1. Abadikan Cinta
Di Puncak langit biru diraih oleh cinta yang tak tertandingi. Kaulah gunung kokoh yang menyimpan kehangatan dalam jiwa. Kedua lembah runtuh, air mata mengalir mengairi tanah gurun.
Tetapi cintamu, bagaikan gunung, kuat dan teguh. Menembus cinta abadi. Menjadi cahaya dalam sukma. Di puncak tertinggi, sinar matahari menyinari jalan kehidupan yang terjal.
Kau adalah gunung yang tinggi. Menjadi pilar kekuatan dalam badai dan kekacauan. Kesetiaan yang tak tergoyahkan di puncak gunungmu Bunda,
Cinta yang abadi di setiap langkah. Engkau adalah gunung yang tak kunjung turun. Bunda pelindungan dalam cobaan dan kesedihanku.

2. BAYANGAN MIMPI
Di aliran sungai yang tenang, bagaikan air mengalir di hati. Bayangan mencerminkan mimpi, antara cahaya dan redup. Aku hanyalah  bintang kecil yang berusaha memancarkan terang.
Di bawah sinar bulan, bayangan melayang di atas air, bagaikan cermin kehidupan, yang mencerminkan rahasia dan keinginan. Di luar itu, malam yang hening dan tenang, menyaksikan mimpi dalam tidur.
Bayang-bayang merangkul mimpi dalam gelap. Bagaikan bayang-bayang yang menari, terukir kisah dalam hati. Tiap tetes air terukir kisah abadi. Sementara bayangan impian menanti di depan sana, ingin menyatu dengan arus kehidupan.

3. CINTA RIBUAN CERITA
Cinta itu ibarat bumi yang tak berujung, Memberikan makna yang tak terhitung banyaknya. Tak ada yang bisa diungkapkan. Perasaan itu muncul dari hati.
Cinta itu ibarat lautan yang dalam, tak bisa dijangkau dengan kata-kata. Warna biru menenangkan jiwa, mencerminkan keagungan cinta. Menjadi suci dalam melodi.
Ibarat pantai berpasir, Ada ribuan cerita yang terukir di dalamnya. Hanyut terbawah ombak bagaikan kapal titanik melukiskan sejarah. Cinta  seperti segalanya, Indah, dalam, dan tak ada habisnya.

4. KAU CAHAYAKU
Ayah, Engkau ibarat api yang menyala-nyala. Engkau bersaksi tentang cinta di setiap langkahku. Hangatkan hati dengan kasih yang tiada batas.
Kau bagaikan cahaya yang terang benderang, pandu langkahku. Bagaikan api unggun di malam Tahun Baru, engkau satukan kami bersama dengan cinta dan kehangatan.
Tanda cintamu tiada batas, Ayah, kamu adalah segalanya dalam hidupku, kau cahayaku. Kau laksana cahaya yang menjemput pagiku. Yang membangunkan tidurku.

5. BULAN TERSENYUM
Di malam yang sunyi, kau bagaikan bulan tersenyum lembut. Warnanya jingga, bersinar begitu indah. Senyumanmu bagaikan sabit yang menusuk hati.
Senyumanmu bagaikan bulan baru, sempurna dalam kedamaian. Dalam kegelapan, cahayamu bersinar, mengukir senyuman di sudut bibirmu.
Bagaikan rembulan yang melayang, anggunnya langit, kecantikanmu bagaikan pesona yang tak terhapuskan. Bulan dan senyuman yang menyatukan cinta dan keindahan.
Bagaikan puisi yang terukir di bintang, dalam keheningan tersenyum melihat keajaiban, bagaikan bulan dalam harmoni yang sempurna.

Comments

Popular posts from this blog

Kumpulan puisi terinspirasi_karya Lodocia Pandang

AKU YANG BANGKIT MERAJUT KISAH

Dua cerpen karya Lodocia Pandang