Dua cerpen karya Lodocia Pandang

NAMA: Lodocia Pandang

Cerpen 1 
KISAH RINA
Malam ini menjadi lebih panjang dan menghabiskan energi. Aku duduk terdiam di pojok kamar dengan berusaha memproses segala emosi. Tisu terakhir telah kuyup oleh air mata. Aku tidak ingin bertemu pagi lagi. Sepertinya aku hanya ingin malam makin panjang dan tak berkesudahan. Aku Rina gadis remaja yang sekarang kelas 3 SMA. Anak dari seorang ibu yang berjuang mati matian melahirkan Ku. Aku tidak  tahu siapa ayahku, ibu tidak pernah menceritakannya, seolah-olah ada hal yang disembunyikan,  dan aku tidak pernah memaksa ibu untuk menjawab setiap kali aku bertanya. 
Rina sayang.....
(Itu suara ibu.  Sepertinya ibu barusan  pulang dari jualan nasi goreng keliling). Ia ibu...ko. kok ibu pulangnya malam?......? Ia Bu...
Sayang kamu belum tidur..
Ini rina mau tidur sudah Bu....
Sayang kamu tidak apa- apa,...
Ia Bu, rina ngantuk....
Suara kamu kenapa rina...
Emmm...
Aku pun menarik selimutku sampai menutup kepalaku. Aku berusaha untuk tidak mendengar lagi pertanyaan selanjutnya dari ibu. Lama kelamaan suara ibu tidak terdengar lagi sepertinya ibu sudah ke kamar. 
Aku mulai melanjutkan lagi tangisku. Tangisku semakin menjadi-jadi, hari ini aku barusan putus dari pacarku yang sudah berpacaran hampur dua tahun lamanya. Aku mencintai Ali. Aku dan Ali sama-sama sekolah disatu SMA. Tadi pagi aku tak sengaja melihat Ali berciuman dengan Lilis  sahabatku sendiri, aku selama ini sering curhatan sama Lilis tapi sekarang  seolah kepercayaan yang aku bangun bersama Ali sudah hancur karena kehadiran Lilis. Seandainya aku tak mengenalkan Lilis sama Ali pasti hal ini tak akan terjadi, mereka berdua telah mengkhianatiku, aku kecewa sama mereka berdua orang yang aku percaya selama ini.
Malam ini jadinya aku tidur di lantai, paginya aku kaget ibu yang membangunkanku.
Rin... bangun rin, kamu semalam tidur dilantai ya, kamu kenapa....
Emmm ibu....
Ni sudah jam 7 kamu terlambat ke sekolah...
Apa bu, aku terlambat...
Iya sana mandi tidak usah lagi ke sekolah.....
Hari ini aku tidak pergi sekolah. Jadinya, aku melanjutkan tidurku. Aku merasa tidak semangat untuk menjalani hidupku. Aku yang biasanya selalu riang dan semangat kini hariku menjadi sangat suntuk. Aku benci setiap hariku aku hanya ingin malam, karena aku butuh suasana yang tenang.
Akhirnya aku berniat mandi dan bersiap untuk jalan-jalan saja hari ini.
Ma, aku mau ke rumah Tika....
Ia Rin hati- hati....
Daada mama....
Aku berjalan seolah dunia ini berat sebelah aku ingin menggenggam sesuatu yang ingin aku miliki namun kenyataan membangunkanku bahwa semuanya hanya sementara. Berpisah dari Ali adalah hal yang tidak aku inginkan  tapi kehadiran Lilis telah menghancurkan mimpi yang aku dan Ali bangun. Aku tidak akan membiarkan Lilis bahagia apa lagi bersama Ali.
Tika, tika, tikaaaa....( sambil mengetuk pentu rumahnya Tika seraya memanggilnya)
Rina...
Tika kau sibuk yaa...
Yaaa tidaklah ayo masuk...
Aku yang barusan tiba di rumah Tika  kaget melihat Ali dan Lilis juga ada disitu. Hatiku seolah ditusuk benda tajam dengan panjang 10cm. Hatiku mulai hancur berkeping-keping bahkan remuk. Aku yang melihat mereka berdua ada dirumah Tika  terasa berat untuk melangkah . Aku ingin pulang tapi aku tidak mau terlihat lemah di depan Ali. Aku menahan rasa sakit dan berpura- pura bertanya pada Tika tentang tugas hari ini mungkin ada.
Aku tidak menyapa Ali dan Lilis. Lalu Lilis dengan sombongnya mulai mengungkit-ungkit masalah diantara kita. 
Emmm Ali sayang, kok kaki aku sakit banget yah, kayaknya ini kaki sakit karena ada itu perempuan yah.....
Eeee Lilis maksud kamu siapa, kamu mau sindir aku ya?.......
Rasa diri banget sih, biasa ya perempuan murahan....( sambil mendorong aku ke belakang)......
Aku yang sudah terjatuh pun langsung dibantu oleh  Ali. Ali menatapku  dengan penuh kasih sayang aku yang berusaha mengelak dari pandangannya. Aku tak bisa menahan jika ditatap oleh Ali, seolah  rasa ingin melupakan itu hilang.
Apa-apaan ini, rina kamu benar-benar perempuan murahan ya, sekarang kamu mau rebut Ali dari Aku, ingat ya aku dan Ali itu akan dijodohkan......
Lilis apa kamu bilang, kamu itu yang murahan kamu lihat aku tak pernah mencari perhatian pada siapa pun apa lagi  Ali, Ali itu cuma mantan buat aku. Kamu harus ingat aku sudah mengikhlaskan Ali......
Tapi Lilis yang merasa sakit ia menarik rambutku, aku dan Lilis pun mulai berantam, sedangkan Ali dan Tika sibuk memisahkan kami berdua yang sibuk saling menarik. Sampai akhirnya aku berhasil ditarik oleh Ali. Sedangkan Lilis diamankan oleh Tika. Aku langsung dibawa keluar dari rumah Tika oleh Ali, Ali membawahku  ke sebuah tempat. Aku yang sibuk bertanya pada Ali ini mau ke mana tanpa sedikit pun dijawab oleh Ali. Ali menurunkanku di sebuah tempat yaitu taman. 
Ali apa-apaan kamu sih, bagimana kalau calon tunangan kamu itu sih lilis itu semakin marah dan benci sama aku.....
Rina aku minta maaf, aku salah karena belum Cerita ke kamu kalau kami itu dijodohkan aku tidak mencintai Lilis dan itu kamu tahu....
Aku sudah tidak cinta kamu lagi....
Rina aku sayang sama kamu....
Ali cukup, aku sudah punya pasangan juga namanya Raka, sahabat kamu, aku dan raka akan tunangan bulan ini...
Rina maksud kamu apa?..
Aku meninggalkan taman itu dengan hati yang hancur, hampir berantakan. Aku dan Ali telah menyusun dan membongkar banyak harapan dan angan-angan. Kemudian kita lupa membereskan semua yang telah terjadi; hingga saling mengemas rasa sakit.
Saat ini, aku memunguti harapan yang menguar, membereskan sisa harapan, dan kelak kita akan bahagia dengan pilihan masing-masing bahkan dengan segala hal yang tersisa, dan meninggal  akhir cerita yang tidak semestinya. Saat ini kita berbeda; Kau dengan yang lain, sedang aku menanti pilihanku.



Cerpen 2
MATI KARENA CINTA
Matahari yang terik bersinar dengan cahayanya yang seolah akan membakar sebagian tubuh ini. Aku berusaha berteduh di sebuah pohon besar. Sinarnya pun terhalang rimbunnya pepohonan, sehingga hanya menyisakan berkas tipis. Burung-burung yang berkicauan seolah sedang menyanyikan lagu untuk alam. Percikan ari sungai bersanding dengan bunyi gesekan pohon bambu. Inilah tempat tinggal Rara, si anak kampung yang sekarang sudah berumur 17 tahun.
Ketika itu Rara dijodohkan dengan anak dari Bibinya yaitu Joko. Joko anak laki-laki yang selalu bikin kacau di kampung ini. Ia menjadi buronan anak kampung sebelah yang sebayanya karena  tingkahnya. Joko menyukai Rara, ia sangat setuju saat dijodohkan dengan Rara. Sedangkan Rara menjadi sangat terpukul dengan perjodohan ini. Rara mempunyai pacar yang ia cintai yaitu Dimas, anak kampung sebelah yang baik dan taat kepada Tuhannya. Dimas adalah anak yang selalu diidolakan anak perempuan di kampung itu.
Suatu ketika Rara dan sahabatnya Santi pergi ke kebun dekat kampungnya.
“Hei, lihat itu! 
Teriak Santi salah satu sahabatnya Rara. Rara yang kaget pun langsung bertanya pada Santi.
Ada apa Santi?.....
Ra kamu lihat itu, ular Ra. Aku takut Rara ....(dengan suara yang gemetar dan takut)
Ya ampun Santi, ularnya sudah mati,  lihat ini........ (sambil mengangkat ular yang sudah mati itu).....
Rara ayo kita pergi dari sini, sepertinya disini masih banyak lagi ular.....(sambil tarik tangan  rara).....
Santi dan Rara akhirnya keluar dari kebun itu, Rara dan Santi tidak jadi mencari sayur-sayuran hari itu. Rara yang sudah kelelahan berniat untuk istirahat dulu.
Rara dan Santi serentak menengok ke arah suara yang menangis, ternyata yang menangis itu Diana, perempuan yang selalu membenci dan iri terhadap Rara. 
Diana...
Kamu kenapa menangis disini Diana... ( tanya Rara)....
Kalian kenapa sih, ganggu saja, pergi-pergi aku tidak suka kalian disini anak kampung dan miskin.....
Rara dan Santi langsung pergi saja. Mereka berdua langsung ke rumah masing-masing.
Sampai di rumah Rara terkejut melihat ada keluarga Joko. Joko dan orang tuanya sudah lama menunggu Rara. Rara. Rara yang sudah tahu maksud kedatangan mereka lebih memilih langsung masuk ke kamarnya. Rara tidak suka lihat mukanya Joko. Joko yang merasa bahwa Rara sudah sangat membencinya dia langsung bangkit berdiri dan berniat mau berbicara dengan Rara.
Ra, Rara  tunggu ra, aku mau bicara sama kamu....
Joko kenapa sih, kamu senang sama perjodohan ini, kamu tahukan kalau punya pacar, aku tidak sama perjodohan ini, aku cinta sama Dimas.....
Ra aku tahu kamu pacarnya Dimas, tapi aku harus hargai kata-kata orang tuaku, ya sudah kalau kamu tidak mau, kamu bukan berurusan denganku tapi dengan orang tuamu. Ra aku sayang sama kamu. Aku akan berubah demi kamu....
Joko aku tidak suka sama pemabuk, tukang bikin onar di kampung ini. Kamu pergi dari sini, dan satu hal lagi aku tidak mau menikah dengan kamu (sambil berjalan pergi)........
Ra aku sayang sama kamu.....
Joko yang sudah kesal langsung pergi dari rumah Rara. Orang tuanya pun bingung dengan sikap Joko yang main pergi saja tanpa pamit. Akhirnya Orang tuanya Joko pun ikut pulang setelah merencanakan pernikahan joko dan rara.
Sebulan kemudian acara pernikahannya Joko dan Rara   bergelar. Acara itu dihadiri oleh keluarga besar mereka dan sahabat mereka.  Rara yang masih tetap membenci perjodohan itu tetap keras untuk tidak mencintai Joko. Sedangkan joko dengan senang hati menjalaninya. Joko merasa hari ini adalah hati yang paling bahagia untuknya. Joko sudah mempersiapkan semua fasilitas untuk acara pernikahan mereka. Joko yang sudah berdandan rapi dengan mengenakan jas hitam dan sudah  berpenampilan kren sedang menunggu kedatangannya Rara, tamu-tamu sudah menunggu Rara pengantin perempuannya. Sudah hampir dua jam Rara belum muncul-muncul semua sudah sangat penasaran dengan rara apalagi Joko. Tiba-tiba dengar suara teriakan dari kamar Rara. Ibunya Rara menangis begitu keras, joko langsung bergegas ke kamar  itu. Joko yang sok melihat ada sosok tubuh mungil diatas tempat tidur berbaring lemas dengan busa dimulutnya, sosok itu tak lain adalah Rara. Rara mengakhiri hidupnya. Rara bunuh diri. Cinta memang tak bisa dipaksa. Ketika dipaksa maka cinta itu dengan sendirinya akan membunuh. Perasaan seorang tidak bisa dipaksa oleh siapapun. Cinta itu akan akan hadir tanpa dipaksa. Rara meninggalkan semuanya, bahkan cinta sejatinya harus mati dalam keterpurukannya.

Comments

Popular posts from this blog

Kumpulan puisi terinspirasi_karya Lodocia Pandang

AKU YANG BANGKIT MERAJUT KISAH