AKU YANG BANGKIT MERAJUT KISAH

AKU YANG BANGKIT MERAJUT KISAH
Oleh: Lodocia Pandang
          Aku adalah anak  bungsu dari lima bersaudara yang dibesarkan dan hidup dalam keluarga penuh kehangatan. Sebagai  putri bungsu yang begitu dinantikan, kehadiran aku membawa sinar kebahagianan dalam keluarga. Dari kecil aku dibiasakan  untuk melakukan apa yang bisa dan mendukung apa yang paling baik dalam diri. Aku diajarkan apa-apa sendiri, tanpa mengurangi sedikit control dari orang tua dan kakak-kakakku.  Dari kecil, keinginan dan kebiasaan untuk mandiri sudah terpancar dan ditanam dalam diriku. Aku tumbuh sebagai putri  yang tangguh  dan penuh kepercayaan diri. Aku unik! Keunikan aku  terletak pada  kecendrungan dan kebiasaan  untuk menikmati kesendirian, Dimana aku selalu menjadikan ruang pribadi  sebagai tempat untuk menuangkan ide-ide kretif aku untuk berkembang dengan memainkan jarum jahit, benang, dan kain dalam merajut menjadi baju-baju kecil yang sering aku gunakan dalam menyelimuti boneka kecil. Aku suka menjahit. Dari kecil aku tanamkan sampai semuanya menjadi hobby. Kebiasaan unik itu menciptakan sifat perhatianku dalam menciptakan ikatan emosional yang kuat. Meskipun aku cendrung  suka kesendirian, tapi kepekaan aku terhadap perasaan orang-orang sekitar aku membuat aku selalu berhati-hati dalam berbicara. Sikap peduli aku juga membuat  aku menjadi sosok yang tidak hanya diinginkan oleh orang tetapi juga dihormati oleh teman-teman aku karena sikap polos dalam menjalini pertemanan. Aku suka membohongi diri demi orang- orang yang ada disekitar aku. Kadang sikap manja dan ingin diperhatikan  selalu melunjak dalam diri aku. Aku juga sering merasa iri jika kasih sayang orang tua dan kakak-kakak terbagi. Aku tidak suka dengan suara keras, aku lebih lebih ingin ditegur dengan kata-kata yang halus. Aku tinggal dilingkungan yang penuh dengan suasana yang tenang. Aku memilik massa kecil yang penuh kebahagiaan. 

         Dalam hidup ini, bukan hanya tetang siapa aku yang  baik-baik saja, tetapi aku yang pernah diterpa cobaan berat di usia yang ke duabelas tahun, saat itu aku duduk dibangku  SD kelas 6 dimana ketika kedua kaki aku mengalami kebengkakan parah yang membuat aku  merasakan rasa sakit yang tak terkendalkan.  Dokter memberikan vonis yang sulit diterima oleh keluarga bahwa akan terjadi lumpuh pada kedua kaki aku.  Namun, semangat pantang menyerah keluarga aku  untuk mencari pengobatan dan berjanji akan memberikan yang terbaik bagi keselamatan aku. Dari begitu banyak sekali usaha yang mereka lakukan, aku berhasil pulih dan Kembali lagi seperti anak-anak lain pada masa itu. Perjalanan kesembuhan aku menjadi bukti bahwa cinta dan kebersamaan keluarga mampu mengatasi rintangan terberat. Bergandengan tangan, saling mendukung dan menciptakan lingkungan yang penuh kasih dalam upaya bersama mencapai kesembuhan. Kisah itu menjadi kuat tertanam dialam sadar aku, hingga saat ini peristiwa itu membuat aku masih trauma. Ketakutan dan kecemasan muncul setiap kali berurusan dengan kaki, karena itu akan mengingatkan aku lagi pada peristiwa Sembilan tahun yang lalu. Bagi aku keluraga adalah rumah ternyaman yang selalu menerima aku walaupun dalam situasi apapun.

         Peristiwa Sembilan tahun yang lalu itu membuat aku bersyukur terhadap hidup yang menjadi kodrat dalam mewarnai setiap pandangan  terhadap detik yang dilewati.  Pengalaman pahit itu menjadi inspirasi yang menguatkan tekad aku dalam mengejar Impian. Kodrat aku sebagai manusia terbentuk dari kesabaran dan ketabahan, membimbing aku menujuh kecerahan dalam menyikapi berbagai tantangan. Aku sadar bahwa masalalu adalah hadia untuk masa sekarang dimana dapat aku petik bahwa usaha dan kesabaran membuahi hasl yang baik. Sabar adalah kunci utama dalam menghadapi situasi yang sangat genting. Aku sekarang bahwa aku adalah manusia yang dibentuk dari masalalu, kehidupan aku tidak akan cerita tanpa masalalu, masalalu adalah sebuah Pelajaran untuk masa sekarang.
         Pengalaman itu membedakan aku dari oranglain, memberikan aku wawasan yang berbeda terhadap nilai hidup dan makna kesulitan. Peristiwa itu  menciptakan garis pemisah antara aku dan orang lain. Kesadaran akan keterbatasan  fisik  mengajarkan aku untuk bersyukur atas setiap langkah yang dapat diambil, menjadikan  pribadi yang lebih rendah hati. Meskipun pengalaman itu membuat aku trauma tetapi  kejadian itu mengajrakan akuemati terhadap perjuangan oranglain, mengingatkan aku bahwa setiap individu  memiliki perjalanan  unik dan mungkin membawah beban yang tidak terlihat oleh mata.

         Dari perjalanan hidup yang terus berkembang aku dan oranglain menjadi perwujudan dari kekuatan hubungan sosial. Aku belajar bahwa siklus memberi dan menerima, baik dalam mengatasi  cobaan pribadi maupun merayakan keberhasilan bersama, menciptakan keseimbangan indah dalam hidup yang harus timbal balik. Aku tidak bisa ada tanpa orang yang mengadakan aku. Jadi aku dan orang lain sama-sama membutuhkan.
         Aku adalah air. Air yang akan selalu beradaptasi dengan alam, selalu bersikap tenang dan selalu ingin memperbaiki diri untuk berubah kembali menjadi diri sendiri yang jernih dan bening. Aku akan menjadi air dimasa yang akan datang yang selalu ada saat dibutuhkan dan memberikan kehidupan. Bagi aku air adalah objek nyata yang dapat dijadikan filosofi dalam hidup. Gambaran tentang air menjadi kekuatan dan motifasi dalam membentuk dan mengubah setiap kegagalan dalam hidup ini.

Comments

Popular posts from this blog

Kumpulan puisi terinspirasi_karya Lodocia Pandang

Dua cerpen karya Lodocia Pandang